CERITA DI BALIK BUNDARAN ALE-ALE (KETAPANG)

Konon ada sebuah legenda tentang ale-ale, yakni cerita tentang sebuah pohon super besar yang dinamakan Pohon Ketapang. Dahulu, orang-orang hidup di bawah pohon itu. Saking besarnya, bentangan pohon itu menutupi perkampungan dari hulu hingga ke hilir. Dedaunannya sangat lebat, bahkan saking lebatnya cahaya matahari sulit sekali menembus sampai ke tanah. Akibatnya padi tidak subur, pakaian tidak kering karena tidak tersentuh panasnya sinar matahari, dan banyak masyarakat yang terjangkit penyakit beri-beri. Sampai pada suatu waktu ada seorang warga yang berinisiatif menebang pohon super besar itu dikarenakan mulai terasa mengganggu kehidupan masyarakat setempat. Namun sialnya, sekeras apa pun usaha yang dilakukan, hanya berakghir sia-sia sebab setiap kali ditebang, bentuk dari pohon tersebut selalu kembali ke bentuknya semula.
Pohon Ketapang
Suatu hari seorang warga mendapat wangsit dari alam gaib. Pesan dari wangsit itu berbunyi,"Kalian tidak akan bisa menebang pohon itu hanya dengan tenaga dan besi yang kalian miliki, tempalah sebuah kapak perak untuk menebang pohon itu, tapi jangan salahkan saya atas apa yang telah kalian lakukan, karena kalian tidak senang kami hidup bersama kalian".

Demikianlah legendanya. Terlepas dari masuk akal tidaknya sebuah
cerita, sebagai warga Ketapang sudah selayaknya untuk berbangga kepada apa yang
telah diberikan dan kita harus bersyukur. Demikian pesan dari cerita tersebut.
Kembali kepada tugu ale-ale. Apapun bentuknya, jangan sampai dijadikan citra
etnitika belaka, jadikanlah itu sebagai icon masyarakat yang berharga. Tiap
hari lalu lalang di tugu itu sekali-kali tengoklah ke masa lalu. Ketapang
adalah kota persatuan, segala etnis membangun Ketapang. Kita adalah masyarakat
Ketapang, tunjukkanlah kecintaan kita terhadap kota ASRI ini.
Komentar
Posting Komentar